Ada sekelompok katak melintasi hutan. Mereka berjalan beriringan. Hop…hop…lompat…lompat…begitu cara mereka berjalan. Tapi, plung!! Tiba dua katak jatuh ke lubang yang dalam.Semua bingung. Mereka berkumpul di lubang itu. Mereka melongok ke bawah. Betapa dalamnya lubang itu. Semua berpikir kedua katak itu pasti sudah mati. Namun mereka keliru. Terdengar suara dari bawah sana. Tolong…tolong…ada teriakan minta tolong.Tak ada yang dapat mereka lakukan. Lubang itu terlalu dalam bagi seekor katak. Mereka ynag di pinggir lubang sudah kehilangan semangat. Mereka mengatakan, setiap katak yang jatuh ke dalam lubang itu pasti mati.Namun, kedua katak itu tidak menghiraukan mereka. Keduanya mencoba melompat agar dapat mencapai bibir lubang. Mereka lakukan berbagai caraagar dapat keluar dari lubang tersebut.Akan tetapi, semua katak yang di atas sudah patah semangat. Mereka tetap menyarankan agar keduanya berhenti berusaha. Sebab tak ada yang berhasil keluar dari lubang itu sebelumnya. “hentukan perbuatan itu,” teriak mereka. “kalian hanya membuang tenaga dengan melompat-lompat seperti itu kalau tak mati kelaparan, kalian pasti akan mati kelelahan.”Akhirnya salah satu dari dua katak yang menyerah. Katak ini berpendapat, ia pasti tak akan berhasil. Semua temannya pun berpendapat sama. Tak ada yang pernah selamat dari lubang itu. Begitu pikir sang katak pertama. Ia lalu melompat, terjatuh dan akhirnya mati.Namun katak yang kedua tetap melanjutkan usahanya . ia terus melompat dan melompat. Sekali lagi, kumpulan katak yang di atas berteriak agar ia menghentikan usahanya. Mereka terus memperingatkan sang katak ini. “sudah…, sudahlah!! Hentikan perbuatan bodoh itu. Jangan pernah berfikir untuk berhasil. Lubang ini terlalu dalambuat seekor katak sepertimu.” Begitu teriak mereka bersama-sama.Sang katak itu berusaha lebih keras dan lebih keras. Akhirnya, ia berhasil. Sebuah lompatan tinggi membuatnya dapat mencapai pinggir lubang. Plop!! Sang katak sampai di atas kembali. Sesampai di atas, teman-temannya berseru, “ hei apakah kau tidak mendemngarkan kita semua?”. Katak itu malah berkata, “sobat, terima kasih atas sorakan-sorakan itu.”Lho, semua saling berpandangan. Tapi kemudian tak lama mereka mengerti bahwa katak kedua itu tuli! Ia menyangka teman-temannya bersorak menyemangatinya agar terus berusaha mencoba melompat. Teman, kisah ini mengajarkan kita dua hal. Pertama, ada kekuatan antara hidup dan mati di sebuah ucapan. Kata yang berisi semangat kepada seseorang yang sedang lara dan dirundung kemalangan akan dapat membuatnya nyaman. Kata yang menyejukkan akan dapat membuatnya melewati hari-hari dengan lebih cerah. Kedua, kata yang memojokkan, yang hanya bercerita tentang kemalangan, akan “membunuh” orang lain. Kata-kata itu hanya akan membuat orang yang sedang di landa kesedihan, menjadi patah semangat. Teman, berhati-hati lah pada setiap kata yang kita ucapkan. Kata yang kita ucapkan sangant berpengaruh kepada orang lain. Kata-kat itu bisa membuat orang lain frustasi, pesimis dan enggan berusaha. Sangat sayang seandainya semua ucapan itu hanya akan merenggut jiwa-jiwa pantang menyerah yang sebenarnya ada di dalam raga.Terpujilah bagi mereka yang dapat membuat hidup orang lebih cerah, lebih indah, lebih nyaman, lebih sholeh, lebih sholehah, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan cerita ini ada hikmah dan manfa`at untuk kita semua. Amin…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar